Renungan Hari Minggu Biasa XXV
Aksi Tiga Raja Di KBG St. Yoh. Pemandi |
Pada tahun 1998, rezim orba runtuh. Bertepatan
dengan peristiwa itu mahasiswa menuntut agar Indonesia benar-benar
mereformasikan negaranya agar bebas dari korupsi dan nepotisme dalam segala
bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun peta perjalanan ini
terseok-seok. Tidak heran, estabilitas capres 2014, tetap tidak berbuahkan
hasil. Kebanyakan rakyat lebih mengarahkan diri pada kerja dan sikap seorang
mantan wali kota Solo, Jokowi.
Membaca
dan merenung ketiga (Am. 8: 4—7; 1Tim. 2: 1—8, dan Luk. 16: 1—13), teks
Kitab Suci kita pada
Hari Mnggu Biasa XXV ini, Tuhan mengatakan kepada kita bahwa
kejujuran dalam hidup butuh diperjuangkan. Kejujuran butuh pengendalian diri,
butuh ketaatan hati dan budi, dan bukan hanya
itu tetapi dibarengi juga dengan sikap setia pada peraturan yang
berlaku.
Dalam
bacaan Amos, Amos yang adalah seorang
pemungut buah ara hutan dan peternak domba dari Tekoa mengingatkan orang-orang
berkuasa yang mengisap keringat dan kerja orang-orang miskin. Bahwa kerja
semacam itu tidak dikehendaki oleh Allah. Allah justru mengingat
perbuatan-perbuatan orang yang selalu memeras, merampas dan mengambil hak-hak
hidup orang lain. Allah akan memberikan hukuman bagi orang yang hidupnya dengan cara yang tidak
benar itu.
Sedangkan
Rasul Paulus
mengingatkan Timotius agar berdoa juga bagi pemerintah yang sedang berkuasa
sehingga mereka dengan adil memberikan waktu dan ruang bagi pertumbuhan iman
kristiani, yang saat
itu juga adalah agama yang kecil dalam negara itu.
Dan
dalam Lukas, Yesus
menyampaikan soal kejujuran, bahwa harus diperjuangkan dengan serius dan benar,
bukan seperti perilaku bendahara yang ingin selamatkan diri dengan cara yang
tidak jujur. Cara bendahara yang tidak jujur, justru membuatnya semakin jauh
dari kenyamanan Kerajaan Allah.
Terkadang
kejujuran dalam hidup sering kita lupakan. Kita lupa karena banyak alasan dan bahkan
kenyamanan semu lainnya. Kejujuran tidak disukai lagi bila berhadapan dengan suatu situasi
hidup yang menyalahi suara terbanyak, yang nota bene bertentangan dengan
kejujuran itu
sendiri. Sikap
jujur yang berpuncak pada kebenaran, tidak banyak orang yang mau
memperjuangkan. Bahkan dalam situasi ketika kejujuran yang menjadi taruhannya,
orang pesimis dan lupa daratan. Kejujuran menjadi sirna dalam sikap bahkan
dalam perilaku dan dalam hati nurani.
Berjuang untuk menggapai kejujuran |
Dalam
situasi yang demikian, seseorang membutuhkan keberanian diri dan berani juga
untuk memberi warna yang berbeda, untuk mengubah situasi yang demikian itu.
Dengan cara seperti inilah Yesus
menghendaki kita, untuk tampil membela orang-orang yang diperas dan dirampas
hidupnya. Suara dan tindakan kenabian amat dibutuhkan saat itu. Yesus sendiri
memperjuangkan kejujuran yang diajarkan oleh kedua orangtua-Nya dan dialami
secara tansenden melalui hidup dalam Roh Bapa-Nya hingga wafat di kayu salib.
Cara Yesus memperjuangkan kejujuran inilah yang mendorong kita pengikut-Nya
untuk serius dan berjuang menghadirkan kejujuran itu dalam keluarga, dalam
komunitas dan dalam masyarakat yang lebih luas. Kejujuran masa sekarang amat
mahal, bahkan lebih mahal dari nyawa seseorang.***
Sands Casino: 100% Welcome Bonus + 50 Spins
BalasHapusSign up at Sands Casino today and start 1xbet korean your casino 샌즈카지노 journey in Las Vegas! Sign up at Sands Casino today and start your casino journey in Las Vegas! 바카라