Florentina Dewi Susanti: sedang menjelaskan maksud kegiatan OMK |
Paroki
Sungailiat sekarang lagi gencar di KBG-KBG dengan Sharing Injil 7 Langkah. Saya
sendiri yakin bahwa ada banyak OMK Sungailiat yang selama ini tidak bergabung
di KBG-KBG. Mungkin karena sibuk kerja atau karena sibuk belajar. Tapi dari
semua OMK yang hadir sekarang ini, juga tidak dipungkiri bahwa ada juga yang
sering hadir dalam pertemuan doa dan Sharing Injil KBG, ungkap Florentina Dewi
Susanti, salah satu koordinator seksi OMK Paroki pada kata pengantar pertemuan
OMK dengan Tim AsIPA Paroki Sungailiat, di Aula Paroki pada Rabu (18/9) dari
jam 18.00-19.15. Lebih lanjut, pustakawati di SMP Sta. Maria Goretti Sungailiat
ini menjelaskan bahwa dengan latar belakang ini, para pengurus OMK mengundang
Tim AsIPA Paroki untuk menjelaskan Sharing Injil 7 Langkah dan langsung
mempraktekkannya bersama dengan OMK. Sehingga OMK ketika masuk dalam KBG-KBG,
tidak merasa kuper dan mau terlibat dalam Sharing Injil 7 Langkah. Selain itu
juga, Dewi, yang juga salah seorang fasilitator di KBG Sta. Maria Goretti
memberikan alasan kegiatan ini dilakukan karena bertepatan dengan bulan Kitab
Suci Nasional, bulan September. Karena harapan para koordinator OMK, supaya
proses ini dapat kita ikuti dan setia melewati rangkaian acara ini dengan serius
dan lancar.
John Djanu Rombang: Tim AsIPA Merasa Bangga |
Keprihatinan
yang sama juga diungkapkan oleh salah seorang anggota Dewan Konsultatif Karya
Pastoral Paroki Sungailiat, John Djanu Rombang dalam kata sambutannya. John
berpendapat bahwa inisitiap OMK Sungailiat ini suatu kesempatan yang berharga
dan bagus untuk kami Tim AsIPA memperkenalkan Sharing Injil 7 Langkah. John
lebih jauh menjelaskan bahwa, pertemuan di KBG-KBG, pusatnya adalah Kitab Suci.
Memang ada banyak metode yang boleh kita pakai untuk membaca Kitab Suci. Namun,
untuk saat sekarang, sesuai dengan semangat visi, misi, dan spiritualitas
Keuskupan Pangkalpinang, metode 7 Langkah dalam AsIPA adalah cara yang bagus
untuk anggota KBG membaca, merenung, dan mensharingkan Injil. Langkahnya
sederhana dan praktis. Walau demikian, kalau tidak diikuti langkah demi
langkah, maka 7 Langkah yang dipakai ini tidak akan membangun spiritualitas
kita, sebagai anggota Umat Allah. John mengajak OMK supaya kesempatan yang
indah ini, mari kita sama-sama mengikuti proses ini biar Kitab Suci kita
menjadi pusat dalam hidup kita. Sehingga ke gereja atau ke KBG, kita tidak
hanya membawa buku nynyian Puji Syukur tetapi juga membawa Kitab Suci.
Kegiatan
pertemuan itu dilanjutkan dengan penjelasan singkat 7 Langkah oleh Alfons Liwun
dihadapan ke-39 anggota OMK Sungailiat, dengan rincian, 15 anggota OMK Karya
dan 25 orang OMK yang masih duduk di bangku sekolah, khususnya di SMP St. Maria
Goretti. Setelah penjelasan singkat 7 Langkah, OMK dibagi dalam empat kelompok
kecil. Kelompok-kelompok kecil itu didampingi oleh dua anggota Tim AsIPA Paroki
untuk menjalankan Sharing Injil 7 Langkah. Kesempatan itulah, kelompok-kelompok
kecil dilatih untuk mendoakan secara spontan secara singkat dan jelas, membuka
dan membaca Kitab Suci dari teks Injil Markus 5:13-16, tentang Garam dan Terang
Dunia. Hampir setengah jam kelompok-kelompok kecil itu melewati 7 langkah
secara baik dan lancar. Bahkan ada diantara OMK pelajar yang mempunyai aksi
nyata berdoa bagi orangtua, mau menjalankan 7 langkah dalam keluarganya, bahkan
di sekolahnya.
Martinus Slamet dan Nona Yati: mendampingi kelompok kecil |
Setelah
menjalankan 7 langkah di kelompok-kelompok kecil, diadakan pleno singkat dengan
sharing pengalaman tentang proses 7 langkah tadi. Ada beberapa OMK pelajar yang
merasa tertarik dengan langkah demi langkah yang dilaluinya dengan mudah, dan
bahkan ada yang berpendapat dengan metode ini dibantu untuk cara membaca dan
merenungkan Kitab Suci. Diakhir kegiatan itu, Dewi, koordinator OMK berpesan,
ini kegiatan Sharing Injil 7 Langkah perdana. Nanti ke depan kita akan
menjalankan lagi. Tentu kita tetap meminta bantuan Tim AsIPA untuk mendampingi
kita terus dalam proses ini. Rangkaian Sharing Injil 7 Langkah, lumayan bagus.
Hanya saja, karena baru pertama kali, ada banyak OMK sudah bisa membaca dan
memilih kata-kata singkat atau ungkapan-ungkapan singkat, tetapi belum memahami
apa yang dipilih itu. Supaya bisa dipahami apa yang dipilihnya, kegiatan ini
perlu dilanjutkan lagi, ungkap B.S. Mega, salah seorang anggota OMK yang hadir
dalam pertemuan tersebut.
B.S. Mega dan A. Irawati: Menjadi Fasilitator dalam Kelompok Kecil |
Melalui
kegiatan ini, Tim AsIPA pun berharap supaya OMK yang sedang berkarya, dapat
bergabung dengan Tim AsIPA Paroki, biar sama-sama belajar tentang modul-modul
AsIPA. Siapa tahu ke depan bisa melanjutkan estafet AsIPA Paroki kepada
generasi berikutnya. Menanggapi hal ini, Dewi dan Mega terkesan memiliki
harapan yang sama. Hanya saja dalam pertemuan OMK secara interen akan
dibicarakan lebih lanjut. Tim AsIPA punya harapan itu karena di KBG-KBG
sekarang minim hadir OMK, apalagi menjadi fasilitator KBG-KBG. Para orangtua di
KBG-KBG sudah berharap OMK dapat meluangkan waktu dan dirinya untuk “melarut” dalam
kegiatan-kegiatan KBG-KBG, sehingga mampu untuk memberi suasana yang enak,
meng-asin-kan yang masih tawar dan meng-awet-kan suasana persaudaraan yang
sudah dibangun dalam KBG-KBG. Ya....begitulah kalau mau “Menjadi Garam dan
Terang Dunia. **alfonsliwun**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar